Jumat, 14 Maret 2014

Demam

Demam merupakan gejala penyakit yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Demam merupakan salah satu keluhan yang sering diutarakan oleh penderita atau keluarganya kepada dokter atau petugas kesehatan baik secara langsung maupun melalui telepon. Demam sendiri sebenarnya sudah dikenal sejak jaman purbakala dan merupakan petunjuk perkembangan penyakit yang diderita oleh si sakit. Pada umumnya demam terjadi dalam waktu yang singkat tetapi walaupun demikian, terkadang dapat menimbulkan rasa tidak enak atau tidak nyaman bagi penderita.
Demam (febris) adalah suatu reaksi fisiologis tubuh yang kompleks terhadap penyakit yang ditandai dengan meningkatnya suhu tubuh di atas normal akibat rangsangan zat pirogen terhadap pusat pengaturan suhu tubuh(termoregulator) di hipotalamus.1 Pada orang dewasa suhu tubuh yang normal berkisar antara 36,1-37,3°C. Suhu tubuh memiliki siklus diurnal dengan suhu terendah terjadi pada pukul 6.00 pagi dan suhu tubuh tertinggi pada pukul 16.00-18.00 sore.
Seseorang dikatakan demam bila suhu tubuh diantara pukul 00.00-12.00 lebih dari 37,2°C dan diantara pukul 12.00-24.00 lebih dari 37,3°C. seseorang disebut hiperpireksia nila suhu tubuh > 41,2°C, hipotermia bila suhu tubuh < 35°C.2



Suhu tubuh yang relatif tetap (36,1-37,7°C) diperlukan untuk menjalankan fungsi tubuh yang optimal. Seperti dikemukakan di atas bahwa hampir setiap kegiatan tubuh memerlukan tenaga yang dihasilkan melalui reaksi kimia. Reaksi kimia di dalam tubuh diatur dengan sangat cermat oleh katalisator yang berupa enzim, sehingga reaksi tersebut terjadi selangkah demi selangkah dan berlangsung dengan halus. Enzim umumnya berupa protein. Enzim ini dapat berfungsi dengan baik dan optimal pada suasana lingkungan tertentu,misalnya suhu dan pH yang optimal. Suhu yang optimal itu berkisar 37°C dan bila suhu di atas 42°C, enzim sebagai protein dapat mengalami denaturasi dan kehilangan daya katalisnya. Bila suhu terlalu rendah, kecepatan produksi tenaga tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh seperti pada suhu sekitar 37°C. Meskipun bagian otak lain juga berperan, tetapi pusat integrasi pengendalian suhu tubuh (termostat/termoregulator) terdapat di hipotalamus.3,4
Pengaturan suhu tubuh terjadi secara terpadu di hipotalamus berdasarkan sinyal yang diterima dari kulit dan suhu inti tubuh. Bila termoreseptor di kulit menerima rangsang dingin misanlnya, maka oleh neuron yang sensitif terhadap dingin (cold sensitive neuron) sinyal ini akan diteruskan ke hipotalamus. Bila akumulasi suhu yang terjadi di hipotalamus sudah melebihi batas minimal yang dapat ditoleransi, maka tubuh akan mengadakan adaptasi perilaku seperti memakai selimut, baju hangat, atau sarung tangan. Mekanisme tubuh lainnya untuk mengatasi batas ini juga dapat terjadi melalui aktivasi saraf motorik yang mengakibatkan terjadinya kontraksi otot rangka seperti menggigil dengan akibat produksi panas akan bertambah dan atau aktivasi sistem saraf simpatis yang mengakibatkan terjadinya vasokonstriksi pembuluh darah kulit. Vasokostriksi pembuluh darah kulit ini akan mengurangi darah dan panas tubuh yang mengalir ke permukaan tubuh, sehingga proses penguapan melalui kulit dan pengeluaran panas melalui radiasi dan konduksi berkurang (konservasi panas). Hal ini akan mempertahankan panas di dalam tubuh tetap terjaga sehingga tubuh kembali hangat.
Bila termoreseptor di kulit menerima rangsang panas, maka oleh neuron yang sensitif terhadap panas (warm-sensitive neuron) akan diteruskan ke hipotalamus. Bila suhu yang terjadi di hipotalamus sudah melebihi batas maksimal yang dapat ditoleransi maka tubuh akan melakukan adaptasi perilaku seperti membuka kancing baju, memakai kaus tipis atau membuka baju. Mekanisme lainnya untuk mengatasi batas ini adalah dengan mengaktivasi sistem saraf simpatik yang selanjutnya akan mengakibatkan vasodilatasi pembuluh darah kulit sehingga, banyak darah dan panas tubuh mengalir ke permukaan tubuh, dan hal ini akan menyebabkan pengeluaran panas tubuh melalui penguapan, radiasi dan konduksi kulit meningkat sehingga suhu tubuh kembali turun. Aktivasi saraf simpatis ini juga dapat merangsang kelenjar keringat, sehingga produksi keringat bertambah.3,4,5

Patofisiologi Demam

Substansi penyebab demam adalah pirogen. Pirogen dapat berasal dari eksogen maupun endogen. Pirogen eksogen berasal dari luar tubuh sedangkan pirogen endogen berasal dari dalam tubuh. Pirogen eksogen, dapat berupa infeksi atau non-infeksi, akan merangsang sel-sel makrofag, monosit, limfosit, dan endotel untuk melepaskan interleukin(IL)-1, IL-6, Tumor Necrosing Factor(TNF)-α, dan interferon(IFN)-γ yang selanjutnya akan disebut pirogen endogen/sitokin. Pirogen endogen ini, setelah berikatan dengan reseptornya di daerah preoptik hipotalamus akan merangsang hipotalamus untuk mengaktivasi fosfolipase-A2, yang selanjutnya melepas asam arakhidonat dari membran fosfolipid, dan kemudian oleh enzim siklooksigenase-2 (COX-2) akan diubah menjadi prostaglandin E2 (PGE2). Rangsangan prostaglandin inilah, baik secara langsung maupun melalui pelepasan AMP siklik, menset termostat pada suhu tubuh yang lebih tinggi. Hal ini merupakan awal dari berlangsungnya reaksi terpadu sistem saraf autonom, sistem endokrin, dan perubahan perilaku dalam terjadinya demam (peningkatan suhu).
Pusat panas di hipotalamus dan batang otak kemudian akan mengirimkan sinyal agar terjadi peningkatan produksi dan konservasi panas sehingga suhu tubuh naik sampai tingkat suhu baru yang ditetapkan. Hal demikian dapat dicapai dengan vasokonstriksi pembuluh darah kulit, sehingga darah yang menuju permukaan tubuh berkurang dan panas tubuh yang terjadi di bagian inti akan memelihara suhu inti tubuh. Epinefrin yang dilepas akibat rangsangan saraf simpatis akan meningkatkan metabolisme tubuh dan tonus otot. Mungkin akan terjadi proses menggigil dan atau individu berusaha mengenakan pakaian tebal serta berusaha melipat bagian-bagai tubuh tertentu untuk mengurangi penguapan.1,2,3,4,5

dan ini adalah beberapa cara mengatasi demam secara alami 

IstirahatKetika badan terasa tidak enak, sebaiknya Anda izin untuk tidak masuk kerja dan beristirahat di rumah. Sebab beraktivitas terkadang malah bisa membuat demam semakin parah.

Vitamin CJika gejala demam mulai muncul, segera konsumsi vitamin C. Dengan cara tersebut, sistem imun dalam tubuh akan meningkat dan Anda bisa terhindar dari serangan sakit demam.

Mandi air hangatMandi air hangat adalah cara alami berikutnya untuk mengobati demam. Selain nyaman dan membuat tubuh rileks, uap dari air hangat akan melancarkan pernapasan saat demam.

Teh lemon maduMinuman yang paling tepat dinikmati ketika Anda demam adalah teh lemon madu. Kombinasi ketiga hal tersebut mampu membuat demam cepat mereka karena semuanya kaya akan antioksidan tinggi.

Sirop obat batukApakah demam juga disertai dengan batuk? Tidak ada salahnya minum sirop obat batuk. Segala gejala batuk berdahak, kering, atau bersin-bersin biasanya ikut hilang dengan obat tersebut.

Air putihKetika sakit demam, penting bagi Anda untuk tetap terhidrasi. Jadi jangan lupa memenuhi kebutuhan cairan tubuh dengan minum air putih sebanyak-banyaknya.
Itulah beberapa cara alami untuk mengobati demam. Semoga Anda lekas sembuh!


 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar